- RSUD R.A.A. Tjokronegoro Gelar Forum Konsultasi Publik, Fokus pada Pengembangan Layanan Kesehatan
- RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo Terapkan Nilai-Nilai BerAKHLAK dalam Pelayanan Masyarakat
- HASIL SURVEI KEPUASAN RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO SEMESTER I TAHUN 2024
- INFORMASI LAYANAN KLINIK GIGI UMUM
- PENINGKATAN DAN PEMBINAAN DISIPLIN BAGI PEGAWAI RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO PURWOREJO
- PENYERAHAN SK PURNA TUGAS BAGI ASN RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO
- PERUBAHAN NOMR KONTAK IGD RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO PURWOREJO
- DONOR DARAH DALAM RANGKA HUT KE-4 RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO
- BAKTI SOSIAL SUNATAN MASSAL DALAM RANGKA HUT KE-4 RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO
- EDUKASI KESEHATAN GIGI PADA SISWA MI UNGGULAN ASH-SHIDDIQIYYAH
DIREKTUR RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO PURWOREJO BERKONTRIBUSI DALAM PEMBUATAN BUKU PANDEMI COVID-19 TRAGEDI LINGKUNGAN DAN KEMANUSIAAN
dr. Tolkha Amaruddin, Sp.THT-KL., M.Kes berkontribusi dalam pembuatan buku PANDEMI COVID-19 TRAGEDI LINGKUNGAN DAN KEMANUSIAAN. Ia menyampaikan materi Burnout yang diwawancarai oleh Syaefudin Simon di RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo. Ia memaparkan bahwa fenomena kompleks yang dihadapi tenaga medis menimbulkan apa yang dinamakan burnout. Burnout adalah kelelahan emosional, fisik, dan mental karena stres berlebihan dan berkepanjangan.
Ia menerangkan bahwa
burnout tingkat sedang paling banyak dialami petugas laboratium, perawat,
apoteker, bidan, dokter gigi, dan dokter spesialis. Sedangkan burnout tingkat
berat dialami dokter, karena dokter terikat Kode Etik Kedokteran Indonesia
(KODEKI) yang ketat. Menurut KODEKI: kewajiban seorang dokter adalah menangani
orang yang membutuhkan pertolongan terkait masalah kesehatannya. Seorang dokter
wajib memberikan pertolongan tanpa memandang status pasien.
dr. Tolkha memberikan penjelasan dokter adalah pejuang terdepan dalam menghadapi serbuan virus. Dampaknya banyak dokter yang terpapar Covid-19 dan akhirnya meninggal dunia. Per-Maret 2022 misalnya, IDI mencatat dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19, 752 orang. Menyedihkan sekali! Sampai-sampai prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, Guru Bangsa dan sesepuh Muhammadiyah merasa terguncang menyaksikan banyaknya dokter yang tewas akibat “kekejaman” Covid-19 itu.
Penulis:
PKRS
Fotografer
: PKRS