- RSUD R.A.A. Tjokronegoro Gelar Forum Konsultasi Publik, Fokus pada Pengembangan Layanan Kesehatan
- RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo Terapkan Nilai-Nilai BerAKHLAK dalam Pelayanan Masyarakat
- HASIL SURVEI KEPUASAN RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO SEMESTER I TAHUN 2024
- INFORMASI LAYANAN KLINIK GIGI UMUM
- PENINGKATAN DAN PEMBINAAN DISIPLIN BAGI PEGAWAI RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO PURWOREJO
- PENYERAHAN SK PURNA TUGAS BAGI ASN RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO
- PERUBAHAN NOMR KONTAK IGD RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO PURWOREJO
- DONOR DARAH DALAM RANGKA HUT KE-4 RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO
- BAKTI SOSIAL SUNATAN MASSAL DALAM RANGKA HUT KE-4 RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO
- EDUKASI KESEHATAN GIGI PADA SISWA MI UNGGULAN ASH-SHIDDIQIYYAH
HARI TANPA TEMBAKAU SEDUNIA
Ayo, bersama kita ciptakan lingkungan yang sehat tanpa rokok dan terhindar dari COVID-19!
Hari Tanpa Tembakau
sedunia (HTTS) atau World No Tobacco Day (WNTD) adalah sebuah gerakan global
yang setiap tahunnya digencarkan oleh WHO (World Health Organization) setiap
tanggan 31 Mei. Tema Hari Tanpa
Tembakau Sedunia 2021 adalah Commit to quit atau berkomitmen untuk
berhenti. Gerakan ini menyerukan para perokok agar “berpuasa” tidak mengkonsumsi
selama 24 jam serentak diseluruh dunia. Hal ini bertujuan untuk menyebarluaskan
dampak kebiasaan merokok dengan menyadarkan dan mendorong orang – orang untuk
berhenti mengkonsumsi tembakau dalam bentuk apapun. Ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)
Purwokerto dr. Yudhi Wibowo mengingatkan bahwa peringatan Hari Tanpa Tembakau
Sedunia merupakan momentum yang tepat untuk menggencarkan sosialisasi mengenai
bahaya rokok. Gencarkan kampanye dan sosialisasi mengenai bahya merokok
terutama ditengah pandemic Virus Covid-19 ini.
Setiap tahun 8 juta
perokok meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh tembakau. Merokok berdampak pada
kesehatan, sosial, ekonomi, dan lingkungan, yang tidak hanya terjadi pada
perokok aktif tetapi juga pada orang lain yang menjadi perokok pasif. Efek dari
perokok pasif dengan perokok aktif hampir sama, karena asap rokok yang berada
di sekitar perokok mengandung bahan toksik dan karsinogenik yang sama seperti
yang dihisap oleh perokok aktif. Bayi dan anak-anak perlu dilindungi haknya
dari kerugian akibat menjadi perokok pasif. Masa bayi dan anak-anak merupakan
periode yang rawan terhadap paparan rokok, karena organ-organ tubuh seperti
paru sedang tumbuh.
Di saat pandemi sekarang ini, kebiasaan merokok terbukti
merusak paru-paru dan organ tubuh lainnya sehingga dapat meningkatkan risiko
terjangkit COVID-19 yang parah. Perokok yang terinfeksi COVID-19 2 kali lebih
butuh ventilator dan ruang ICU (Vardavas, ConstantineI, and Katerina Niktara,
2020). Rokok merupakan faktor resiko berbagai penyakit Tidak Menular (PTM),
termasuk hipertensi dan diabetes yang dapat menjadi komorbid atau penyakit
penyerta yang memperparah COVID-19. Dua penyakit ini menjadi penyebab kematian
tertinggi pada penderita Covid-19. Dirjen P2P, dr. Achmad Yurianto, MARS,
menyatakan bahwa faktor penyakit hipertensi, penyakit sesak nafas karena ada
kelainan paru-paru, dan diabetes bisa menjadi penyebab meninggal kasus
COVID-19. Kebiasaan memegang mulut ketika merokok serta penggunaan rokok
elektronik juga bisa menjadi titik masuk penularan COVID-19. Hal ini
menunjukkan potensi penularan COVID-19 kepada keluarga maupun masyarakat
lainnya, utamanya perokok muda. Seiring dengan dimulainya era new normal life,
maka kebiasaan merokok harus dihentikan sekarang juga karena sudah terbukti
merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan. Justru kebiasaan seperti
menjaga jarak, menggunakan masker dan rajin cuci tangan pakai sabun adalah
perilaku normal yang harus kita lakukan untuk mencegah penularan Covid-19.
Momentum HTTS tahun
ini mengingatkan kita untuk memerangi epidemi tembakau. Berhenti merokok dapat menurunkan
risiko terkena stroke, kanker, penyakit jantung, dan gejala Covid-19 yang
parah. Berhenti merokok memberikan kualitas hidup yang lebih sehat bagi diri
sendiri dan keluarga. Kita juga jadikan
perilaku hidup bersih dan sehat sebagai kebiasaan dan budaya dalam era new
normal life, antara lain selalu memakai masker saat berada di luar
rumah, cuci tangan pakai sabun sesering mungkin, menerapkan etika batuk, dan
menjaga jarak, serta hindari kerumunan. Ayo, bersama kita ciptakan lingkungan
yang sehat tanpa rokok dan terhindar dari COVID-19!